Selasa, 28 April 2015

Bintitan



Hordeolum atau Bintitan*

Apakah Anda sudah pernah mengalami bintitan? Bintitan atau timbilen (Jawa) merupakan bahasa sehari-hari hordeolum, salah satu jenis penyakit mata yang mengenai bagian tepi atau bawah kelopak mata.
            Mata terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar mata terdiri atas alis mata, kelopak mata dan bulu mata. Adapun mata bagian dalam terdiri atas bola mata, otot penggerak bola mata, kelenjar air mata dan konjungtiva.
Kelopak mata berfungsi membasahi dan melicinkan seluruh permukaan bola mata dengan pemerataan air mata dan sekresi dari berbagai kelenjar. Dalam keadaan menutup, kelopak mata berfungsi melindungi bola mata terhadap trauma dari luar baik yang bersifat fisik maupun kimiawi. Bila kelopak mata membuka, maka fungsi kelopak mata adalah untuk jalan masuk sinar ke dalam bola mata (yang dibutuhkan untuk penglihatan).
Penyebab dan Jenis bintitan
            Bintitan atau hordeolum merupakan infeksi pada tepi kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh kuman staphylococcus. Berdasarkan tempatnya hordeolum terbagi menjadi dua jenis yaitu interna dan eksterna. Hordeolum interna terjadi pada kelenjar meibom. Benjolannya mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam) dan akan terlihat jelas dengan membuka kelopak mata.
Pada hordeolum eksterna benjolan kelihatan dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra). Hordeolum jenis ini terjadi pada kelenjar zeis dan moll.
 Gejala bintitan
            Gejala bintitan diantaranya; adanya bengkak kecil kemerahan pada kelopak mata bagian pinggir yang terasa gatal dan nyeri, kelopak mata terasa mengganjal dan sakit, mata berwarna merah, kadang berair dan lebih sensitif terhadap cahaya. Pada beberapa kasus, bintit akan bertambah besar dan menyebabkan kesulitan untuk melihat karena mata tidak dapat membuka secara optimal.
            Bila kondisi tubuh sedang bagus, maka bintitan akan menghilang dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan sel-sel darah dapat bekerja dengan baik sehingga kuman akan kalah. Tapi bila sel darah yang kalah, maka bintitan akan melembek dan menimbulkan nanah.
Penanganan bintitan
            Untuk membantu meredakan infeksi, kompres bagian kelopak mata yang bengkak dengan kapas yang telah dicelup dalam air hangat. Lakukan empat kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar. Usahakan tidak memencet bintit, tunggu sampai sekitar satu minggu hingga bintit matang. Bintit yang telah  matang, dapat dicoba dipecahkan dengan mencabut bulu mata yang terdapat di atas bintit. Bila bintitan telah pecah, bersihkan nanah atau cairan yang keluar dengan kasa steril. Tutuplah mata saat membersihkan bintitan.
            Selama mengalami bintitan sebaiknya tidak memakai make-up pada mata dan lepaskan lensa kontak. Dan untuk meminimalkan penularan, lakukan teknik cuci tangan yang benar sebelum menyentuh kulit di sekitar mata.
            Bila bintitan tidak membaik dalam beberapa hari atau bila disertai dengan gejala lain seperti demam, sakit kepala dan  kehilangan nafsu makan sebaiknya segera ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat. Anjuran ke dokter juga berlaku bila bintitan telah mengganggu penglihatan atau bila terlalu sering mengalami bintitan.
*artikel ini telah dimuat di Banyumas Pos Edisi 631/2015
Referensi
1.      Hani’ah, Munnal. 2009. Mengenal Mata. Yogyakarta: Insan Madani.
2.      Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Perawatan Mata. Jakarta: Sagung Seto.
3.      http://doktersehat.com diakses tgl 29/01/2015
4.      https://ibudanbalita.com diakses tgl 29/01/2015
5.      http://www.klikdokter.com diakses tgl 29/01/2015
6.      http://144penyakit.blogspot.com diakses 30/01/2015