Hordeolum atau Bintitan*
Apakah Anda sudah pernah mengalami bintitan?
Bintitan atau timbilen (Jawa) merupakan bahasa sehari-hari hordeolum, salah
satu jenis penyakit mata yang mengenai bagian tepi atau bawah kelopak mata.
Mata terdiri dari dua bagian yaitu bagian
luar dan bagian dalam. Bagian luar mata terdiri atas alis mata, kelopak mata
dan bulu mata. Adapun mata bagian dalam terdiri atas bola mata, otot penggerak
bola mata, kelenjar air mata dan konjungtiva.
Kelopak
mata berfungsi membasahi dan melicinkan seluruh permukaan bola mata dengan
pemerataan air mata dan sekresi dari berbagai kelenjar. Dalam keadaan menutup,
kelopak mata berfungsi melindungi bola mata terhadap trauma dari luar baik yang
bersifat fisik maupun kimiawi. Bila kelopak mata membuka, maka fungsi kelopak
mata adalah untuk jalan masuk sinar ke dalam bola mata (yang dibutuhkan untuk
penglihatan).
Penyebab dan Jenis bintitan
Bintitan
atau hordeolum merupakan infeksi pada tepi kelopak mata bagian atas maupun
bawah yang disebabkan oleh kuman staphylococcus.
Berdasarkan tempatnya hordeolum terbagi menjadi dua jenis yaitu interna dan
eksterna. Hordeolum interna terjadi pada kelenjar meibom. Benjolannya mengarah
ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam) dan akan terlihat jelas
dengan membuka kelopak mata.
Pada
hordeolum eksterna benjolan kelihatan dari luar pada kulit kelopak mata bagian
luar (palpebra). Hordeolum jenis ini terjadi pada kelenjar zeis dan moll.
Gejala bintitan
Gejala
bintitan diantaranya; adanya bengkak kecil kemerahan pada kelopak mata bagian
pinggir yang terasa gatal dan nyeri, kelopak mata terasa mengganjal dan sakit,
mata berwarna merah, kadang berair dan lebih sensitif terhadap cahaya. Pada
beberapa kasus, bintit akan bertambah besar dan menyebabkan kesulitan untuk
melihat karena mata tidak dapat membuka secara optimal.
Bila kondisi tubuh sedang bagus,
maka bintitan akan menghilang dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan sel-sel
darah dapat bekerja dengan baik sehingga kuman akan kalah. Tapi bila sel darah
yang kalah, maka bintitan akan melembek dan menimbulkan nanah.
Penanganan bintitan
Untuk membantu meredakan infeksi,
kompres bagian kelopak mata yang bengkak dengan kapas yang telah dicelup dalam
air hangat. Lakukan empat kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar.
Usahakan tidak memencet bintit, tunggu sampai sekitar satu minggu hingga bintit
matang. Bintit yang telah matang, dapat
dicoba dipecahkan dengan mencabut bulu mata yang terdapat di atas bintit. Bila
bintitan telah pecah, bersihkan nanah atau cairan yang keluar dengan kasa
steril. Tutuplah mata saat membersihkan bintitan.
Selama mengalami bintitan sebaiknya
tidak memakai make-up pada mata dan lepaskan lensa kontak. Dan untuk
meminimalkan penularan, lakukan teknik cuci tangan yang benar sebelum menyentuh
kulit di sekitar mata.
Bila bintitan tidak membaik dalam
beberapa hari atau bila disertai dengan gejala lain seperti demam, sakit kepala
dan kehilangan nafsu makan sebaiknya
segera ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat. Anjuran ke dokter juga
berlaku bila bintitan telah mengganggu penglihatan atau bila terlalu sering
mengalami bintitan.
*artikel ini telah dimuat di Banyumas Pos Edisi 631/2015
Referensi
1. Hani’ah,
Munnal. 2009. Mengenal Mata. Yogyakarta: Insan Madani.
2. Ilyas,
Sidarta. 2004. Ilmu Perawatan Mata. Jakarta: Sagung Seto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar