Senin, 14 Desember 2015

resensi




Judul buku          : 45 Lulur Alami
Penulis                 : Ibunda Suparni & Ari Wulandari
Penerbit              : Andi
Tahun terbit       : Pertama, 2015
Tebal                     : 138 hlm.

Kulit Bercahaya dengan Aneka Ragam Lulur*

                Selama ini, lulur diyakini dapat memutihkan kulit. Anggapan ini sama sekali tidak benar. Bila seorang perempuan berkulit hitam gelap, meskipun dia luluran seribu kali sebulan, kulitnya tidak akan menjadi putih (hlm.8). Warna  hitam dan putih berasal dari pigmen kulit. Masing-masing orang memiliki pigmen (zat warna tubuh) yang sangat khas dan berbeda-beda dengan lainnya.
                Luluran akan membuat kulit menjadi lebih sehat, bersih, dan kelembapannya cukup atau pas, sehingga kulit akan tampak berbeda. Bila sebelum rutin luluran, kulitnya kusam dan kering, maka kulit orang yang rajin luluran menjadi seperti bercahaya sehingga sering dikatakan menjadi lebih putih dari sebelumnya.
Umumnya, orang mengenali makser untuk perawatan kulit wajah dan lulur untuk perawatan kulit badan. Sebenarnya, masker dapat digunakan untuk badan, demikian pula lulur dapat digunakan untuk wajah. Namun, karena tekstur kulit tubuh dan kulit wajah berbeda, maka lulur sebaiknya tidak digunakan untuk wajah. Demikian juga masker sebaiknya tidak digunakan untuk kulit tubuh karena hasilnya tidak akan maksimal.
Selain itu, fungsi dasar lulur juga berbeda dengan masker. Lulur, atau scrub digunakan untuk membersihkan dan mengangkat sel kulit mati. Sedangkan masker, digunakan untuk memberikan nutrisi pada kulit, sehingga kulit menjadi halus, lembut, dan awet muda.
Sebelum memilih jenis lulur, sebaiknya pahami dahulu jenis kulit yang kita miliki, apakah termasuk jenis normal, kulit kering, kulit berminyak, kulit sensitif atau kulit kombinasi. Pemahaman jenis kulit akan membantu pemilihan jenis lulur yang tepat sehingga perawatan kulit dapat maksimal dan hasil yang diperoleh pun memuaskan (hlm.12).
Dalam buku ini, selain menyajikan 45 jenis lulur dari bahan alami seperti apel, bengkuang, cokelat, kentang, lidah buaya, pisang, timun, yoghurt dan lain-lain, pembaca juga akan memperoleh pengetahuan tentang cara memilih bahan alami yang akan digunakan sebagai  bahan lulur. Bahan alami untuk lulur hendaknya dipilih yang masih baik dan sehat. Hal ini dapat dilihat dari penampilannya yang terlihat segar dan tidak layu. Kita juga dapat mengecek kesegaran bahan alami dengan cara menekannya. Apabila buah-buahan dan bahan alami tersebut terasa masih kenyal, padat, dan tidak lembek, umumnya dapat dikategorikan masih baik. Namun, bila saat ditekan terasa lembek atau bahkan terlihat busuk, jelas harus ditinggalkan dan tidak boleh digunakan untuk luluran.
Bahan alami dapat diperoleh dengan menanam sendiri atau dengan membeli di pasar dan toko. Bila membeli di toko, pastikan tidak kedaluwarsa. Lain halnya bila membeli di pasar. Umumnya bahan yang dijual di pasar tradisional tidak diawetkan. Perputarannya sangat cepat, sehingga dapat lebih dijamin kesegaran dan kualitasnya (hlm.27).
Luluran dengan bahan alami yang kita buat sendiri selain minim efek samping, juga hemat biaya dan waktu karena luluran di spa membutuhkan anggaran lebih dan biasanya harus antri untuk mendapatkan perawatan.
*Resensi ini telah dimuat di Harian SatelitPost Edisi Minggu, 13 Desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar