Selasa, 06 Desember 2016

kesehatan


Kiat Hidup Bersama Osteoporosis*


            Bila saat ini Anda terdiagnosis menderita osteoporosis, sebaiknya tidak perlu khawatir karena hal ini bukan berarti akhir dari segalanya. Meskipun Anda mungkin akan mengalami beberapa kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari, namun dengan penanganan yang baik dan memperhatikan sikap tubuh, maka Anda tetap dapat hidup dengan nyaman meskipun menderita osteoporosis.
            Selain itu, penderita osteoporosis harus menghindari agar tidak terjatuh. Karena risiko jatuh paling sering terjadi di dalam rumah, maka ciptakan kondisi rumah yang aman bagi penderita osteoporosis.
A.  Menjaga sikap tubuh.
● saat berdiri
Ketika berada pada posisi berdiri, tulang belakang memiliki fungsi sebagai penstabil. Agar terhindar dari osteoporosis, usahakan punggung tidak membungkuk, bahu jangan turun, dan perut tidak maju ke depan. Posisi seperti ini akan membuat ruas tulang belakang  akan lebih banyak menanggung beban berat tubuh.
● saat duduk
Cara duduk dan pemilihan jenis tempat duduk juga berpengaruh. Usahakan duduk dengan posisi “S”. Posisi duduk yang salah, seperti badan membentuk huruf “C”, akan menambah beban tambahan pada punggung.
Tempat duduk harus mampu menyangga sekitar 2/3 bagian paha dan pantat. Kemiringan sandaran punggung yang ideal sekitar 10%. Dengan demikian posisi tubuh menjadi tidak membungkuk atau melengkung ke belakang. 
● saat mengangkat beban
Saat akan mengangkat sesuatu yang berat, dekatkan terlebih dahulu barang tersebut dan usahakan punggung lurus. Selanjutnya, lipatlah lutut supaya yang mendapat beban adalah otot kaki dan bukan tulang belakang  

B.  Mengatur ulang ruangan.
● di dalam rumah.
- Jaga agar lantai rumah tidak licin. Bila menggunakan karpet, pastikan terpasang rapi dan dilekatkan pada lantai serta tidak menonjol di sana-sini yang dapat menyebabkan jatuh.
- Atur agar bagian dalam rumah mendapat pencahayaan cukup (tidak remang-remang tetapi juga tidak silau).
- Lakukan pemeriksaan penglihatan secara teratur dan kenakan kacamata bila memang diharuskan.
- Minimalkan barang-barang yang berantakan pada lantai rumah Anda.
- Kabel listrik sebaiknya tidak terletak di lantai sehingga meminimalkan risiko tersandung. Jika perlu harus diperpendek dan dipakukan di dinding.
- Gunakan tongkat penuntun bila Anda berjalan tidak seimbang.
● di kamar mandi.
- Pasang pegangan tangan di daerah toilet dan bak mandi yang mudah digapai.
- Letakkan keset anti-selip di depan pintu kamar mandi.
- Pilih bahan lantai kamar mandi dan bak rendam yang tidak licin.
- Drainase air harus baik sehingga mencegah lantai licin setelah digunakan.
● di tangga.
- Pasang pegangan yang kuat di kedua sisi anak tangga.
- Pastikan semua lantai anak tangga terbuat dari bahan yang tidak licin.
- Bila memungkinkan, anak tangga teratas dan terbawah dicat dengan warna yang terang untuk menandai awal dan akhir tangga.
● di kamar tidur.
- Letakkan meja kecil di samping tempat tidur untuk meletakkan kacamata atau barang lain, sehingga tidak diletakkan di lantai.
- Selalu nyalakan lampu bila Anda terbangun di malam hari.
● di dapur.
- Pilih bahan yang tidak licin untuk lantai dapur.
- Letakkan keset anti-selip.
- Bersihkan segera semua tumpahan untuk mencegah terpeleset.
- Sediakan kursi tinggi di dekat bak cucian sehingga kegiatan mencuci dapat dilakukan dengan posisi duduk.
##
*artikel ini telah dimuat di Banyumas Pos Edisi 652/Tahun XVI/Desember 2016
Referensi:
Compston, Juliet. 2002. Osteoporosis. Jakarta: Dian Rakyat.
Fox-Spencer, Rebecca dan Pam Brown. 2007. Osteoporosis: Simple Guides. Jakarta: Erlangga.
Hartono, Muljadi. 2004. Mencegah & Mengatasi Osteoporosis. Jakarta: Puspa Swara.http://indianaexpress.com/article/lifestyle/fitness/posture-perfect-are-you-standing-the-right-way
http://premierhandling.com/proper-lifting-tehnique-tips

Selasa, 10 Mei 2016

Resensi










Judul buku          : Be a Writer Librarian
Penulis                 : Moh. Mursyid
Penerbit              : Pustaka Nun
Tahun terbit       : Desember 2015
ISBN                      : 978 602 1093 47 4

 Mewujudkan Visible Librarian Melalui Dunia Kepenulisan
               
                Pustakawan merupakan profesi intelektual yang sangat erat hubungannya dengan menulis. Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Pustakawan dan Angka Kreditnya, mulai dari PERMENPAN Nomor 09/MENPAN/2014 sampai dengan SK MENPAN Nomor 132/KEP/M.PAN/2002, menunjukkan bahwa angka kredit yang diperoleh melalui tulisan nilainya lebih tinggi dibandingkan angka kredit yang diperoleh dari kegiatan lainnya.
Selain itu, dengan menulis, seorang pustakawan dapat mempengaruhi pikiran orang lain atau sering disebut dengan opini publik. Dengan demikian, menulis merupakan cara tepat bagi pustakawan untuk menggerakkan opini masyarakat. Dengan menulis pula, pustakawan bisa menjadi pelopor aksi gerakan visible librarian, yaitu pustakawan yang nampak di mata masyarakat (hlm.10).
                Menulis merupakan profesi yang fleksibel. Artinya, kegiatan menulis dapat dilakukan  di manapun, baik sebagai pekerjaan utama maupun paruh waktu (sambilan). Melalui tulisan, seseorang dapat melakukan kegiatan berwirausaha dan menjadi seorang entrepreneur. Seorang writerpreneur merupakan tipikal seorang pengusaha kreatif di bidang kepenulisan. Ia tidak hanya mampu menghasilkan tulisan, akan tetapi juga mampu membaca peluang bagaimana sebuah tulisan dapat dijadikan sebagai modal atau komoditas usaha (hlm.64).
Menulis juga dapat dilakukan oleh setiap orang, bahkan pada orang yang tidak memiliki bakat sekalipun. Aristoteles mengemukakan bahwa sejatinya bakat hanyalah 5 persen, dan 95 persen selebihnya adalah usaha keras dan keseriusan.
Buku ini berisi panduan menulis beragam jenis tulisan mulai dari karya populer, semi populer maupun tulisan ilmiah. Disajikan dengan bahasa yang sederhana, lugas dan jelas, buku ini dapat dijadikan pedoman tidak hanya untuk pustakawan tetapi juga bagi siapapun yang ingin menjadi penulis dan menekuni dunia kepenulisan.
Selanjutnya disajikan pula kiat agar tulisan dimuat di media massa. Salah satu caranya yaitu dengan mengenali media massa yang menjadi tujuan pengiriman tulisan. Ibarat ingin melamar atau meminang seseorang, terlebih dahulu harus mengetahui latar belakang keluarga dan bagaimana karakteristiknya.
Bagi seorang penulis, ada tiga hal pokok yang harus diketahui terkait dengan media massa. Pertama, jenis kolom/rubrik yang disediakan. Kedua, mengetahui hari pemuatan kolom/rubrik yang dituju, dan ketiga, ketersediaan akses e-paper. Ketersediaan e-paper akan memudahkan kita mengecek apakah tulisan kita dimuat di media tersebut. Hal ini terutama untuk media massa yang berada di luar daerah.
Disamping itu, terdapat beberapa kriteria dalam menulis artikel yang akan dikirimkan ke media massa diantaranya sebagai berikut; artikel merupakan tulisan sendiri dan bukan hasil plagiat, artikel belum pernah dimuat di media lain, artikel disertai data-data, misalnya statistik dan hasil survei lembaga tertentu, ditulis dengan bahasa jurnalistik serta pemilihan judul yang memikat dengan tema yang aktual.
Melalui buku ini pembaca juga akan mengetahui bagaimana cara mendapatkan atau mengurus ISBN, daftar media massa yang menampung rubrik opini atau tulisan pembaca, hari-hari atau tanggal bersejarah atau peristiwa penting selama satu tahun, dan contoh surat pengantar artikel kepada redaktur media massa.
Peresensi: Prieharti, Pustakawan Akbid YLPP Purwokerto, tinggal di Pandansari Ajibarang
                                                                                                                                                  

Kamis, 10 Maret 2016

Seni memimpin




Judul buku          : The Virgin Way: Seni Memimpin Out of the Box
Penulis                : Richard Branson
Penerbit              : Kaifa, Bandung
ISBN                  : 978 602 0851 23 5
Tahun terbit         : Pertama, Desember 2015

Kiat Memimpin ala Branson

                Saat meeting, bila ada orang yang hanya duduk diam mendengarkan, sepintas akan terlihat sebagai orang pasif dan dapat dianggap tidak antusias terhadap pokok permasalahan yang dibahas. Namun, Winston Churchill memiliki pendapat berbeda. Menurut Churchill, perlu keberanian untuk angkat bicara, perlu keberanian juga untuk duduk diam dan mendengarkan (hlm.41).
Begitupun Branson, orang terkaya ke-4 di Inggris versi Forbes tahun 2012. Bagi Branson, mendengarkan sembari diam dan tidak mengatakan apapun jauh lebih cerdas daripada tidak menyimak tapi malah bicara tidak ada artinya (hlm.47).Tentu tidak sekedar diam, melainkan menyimak dengan sungguh-sungguh. Selain itu juga mencatat dengan terperinci. Kebiasaan diam, mendengarkan dan mencatat telah menjadi kebiasaan tidak hanya bagi Branson, tapi juga para eksekutif di grup perusahaan Virgin.
Kemampuan untuk mendengarkan dan menyimak, merupakan salah satu kunci sukses kepemimpinan. Beberapa tokoh hebat dunia sekaligus pendengar piawai selain Churchill, diantaranya Nelson Mandela, Archbishop Desmond Tutu (pendiri The Elders), Jimmy Carter, Mary Robinson (wanita presiden pertama di Irlandia serta anggota tinggi komisi PBB untuk hak asasi manusia) dan Stelios Haji-Ioannou (pendiri easyJet).
                Disamping kemampuan untuk mendengarkan, Branson, pemilik sekitar 400 perusahaan (dibawah bendera Virgin) ini juga memiliki kunci sukses lain seperti tertawa (bersuka ria dan menikmati hidup) sertakemauan untukbelajar.
                Kepemimpinan yang baik sebenarnya berarti melangkah maju dan menemukan celah-celah baru tempat bisnis dapat berkembang dan menjadi makmur. Sedangkan kepemimpinan yang buruk cenderung statis, lebih melindungsi status quo dan bila memang ada, bertahan di singgasananya. Pendekatan “jangan memancing-mancing” ini merupakan model bisnis yang laik dua puluh tahun lalu, tapi tidak pantas diterapkan dalam laju gila bisnis masa kini (hlm.131).Pemimpin hebat cenderung sangat berbeda, unik, dan sering kali eksentrik.
                Dalam buku setebal 392 halaman ini, Branson tidak hanya menguraikan cara memimpin dengan sukses ala dirinya sendiri, akan tetapi juga tak malu menceritakan beberapa perusahaan miliknya yang merosot drastis. Contohnya Virgin Megastore (hlm.134-135). Melalui buku ini pula pembaca akan mengetahui Branson juga harus menghadapi gugatan G-Tech, British Airways, T-Mobile, dan UK Departement for Transport.

*Resensi buku ini telah dimuat di Harian SatelitPost